Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Guru Honorer ! Takdir atau Pilihan ?


apologiku - Dewasa ini, sudah ada banyak sarjana pendidikan bertebaran di seluruh penjuru negeri. Sebagaian dari mereka punya misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagian yang lain punya misi untuk menjadi seorang PNS.

Tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi seorang tenaga pendidik, dalam hal ini menjadi seorang guru yang berstatus PNS/ASN adalah impian semua sarjana muda. Mengapa demikian ?  Ya tentunya kita semua tahu bahwa kesejahteraan para guru ASN itu jauh lebih layak dibanding para guru honorer. Meskipun kita tahu bersama bahwa sebenarnya dengan atau tanpa kita sadari bahwa beban kerja mereka sama namun terdapat ketimpangan dalam hal kesejahteraan hidup.

Persoalan kesejahteraan guru honorer sebenarnya sudah menjadi polemik dari dulu dan sampai saat ini belum terselesaikan. Namun entah kenapa masih banyak sarjana yang mengadu nasib sebagi guru honorer, padahal kesejahteraan hidup para guru honorer bisa dibilang jauh dari kata "layak".

Para sarjana muda yang sering di sebut fresh graduate tersebut, sebenarnya merasa senang, haru dan sesak di dada mereka saat menerima upah mengajar yang minim. Namun semangatnya untuk mengabdi dan mencerdaskan bangsa adalah alasan mereka bertahan meski harus tertatih dalam hidup.

Tidak sedikit pula sarjana muda yang meninggalkan profesinya sebagai guru dan beralih menjadi pramuniaga, ojek online dan masih banyak lagi. Sungguh mereka semua beralih bukan karena jenuh mengajar atau pelit berbagi ilmu, namun mereka terpaksa beralih profesi demi menopang hidup yang kian membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Di balik itu semua, ada juga yang masih bertahan menjadi guru honorer dengan harapan kelak bisa menjadi ASN agar hidup lebih layak. Meski itu hanya angan-angan tapi keyakinan tetap ada dalam diri mereka. yang mereka tahu bahwa, "Proses tidak akan menghianati hasil".

Benar bahwa proses tidak akan menghianati hasil. Maka dari itu para guru honorer yang masih mengabdi dituntut untuk bisa kreatif dalam hidup. Banyak dari mereka juga yang sekarang sudah mulai memperbaharui dan mengeluarkan potensi mereka agar dapat bertahan. Selain menjadi guru, tidak sedikit juga yang membuka usaha seperti online shop dan sebagainya. 

Manis, asam, asin bahkan pahitnya hidup dirasakan oleh para guru honorer yang memperoleh upah sekali dalam tiga bulan yang jumlahnya tidak perlu diumbar. Cukup terima, tahu, pahami, maknai dan bersabar.  Tapi apa mau dikata semuanya adalah pilihan. 


"Teruslah berkarya para sarjana muda, majulah, bergeraklah, tebarkanlah pengetahuan keseluruh pelosok negeri agar tidak ada lagi anak bangsa yang terbelakang".


"Hidupmu ditentukan oleh dirimu, kisahmu dituliskan oleh tanganmu,  jabatanmu ditentukan oleh usahamu dan takdirmu ditentukan oleh Tuhanmu".



Post a Comment for "Guru Honorer ! Takdir atau Pilihan ?"