Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Bentuk Tes Objektif dalam Proses Pembelajaran

Pengembangan Bentuk Tes Objektif Dalam Proses Pembelajaran 

Apologiku - Tes objektif atau yang juga dikenal sebagai tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik secara objektif dengan menyajikan bentuk tes yang sudah jelas memiliki jawaban yang benar dan jawaban yang salah.
Tes objektif ini juga dikenal dengan istilah lain seperti, tes jawaban pendek (short answer test), Tes ya-tidak (yes-no test) dan test model baru (new tipe test). Tes objektif adalah salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (item) yang dapat jawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu jawaban (atau lebih) di antara beberapa kemungkinan jawaban yang dapat dipasangkan pada masing-masing atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir items yang bersangkutan.

Beberapa contoh tes objektif adalah sebagai berikut:

1. Menjodohkan (Matching Test)

Tes objektif kategori menjodohkan ini adalah dengan memasangkan antara jawaban yang benar dari dua kelompok kata atau kalimat yang disajikan. Teknik penyusunan tes ini antara lain:
  • Pastikan seri pertanyaan atau pernyataan (kolom pertama/jalur kiri) dan seri jawaban (kolom kedua/jalur kanan) bersifat homogen, agar salah satu dari semua seri jawaban ada kemungkinan sebagai jawaban yang benar.
  • Pastikan petunjuk mengerjakan tes jelas
  • Sebaiknya untuk seri pertanyaan dan seri pernyataan tidak lebih dari lima item agar tidak membingungkan ataupun mengurangi homogenitas.
  • Siapkan seri jawaban yang lebih banyak dari seri pernyataan atau pernyataan agar peserta tes dapat berpikir lebih cermat.
  • Seri pernyataan juga sebaiknya diberikan urut yang berbeda dengan seri jawaban, misalnya ada yang diurut dengan nomor, dan adapula yang diurut dengan huruf.
  • Tes ini sebaiknya ditulis pada halaman yang sama. 

2. Pilihan Ganda (Multiple choice Item Test)

Tes objektif tipe ini adalah bentuk tes yang disajikan dengan  menyiapkan soal/pertanyaan dengan 3,4 atau 5 pilihan jawaban.Teknik penyusunan tes pilihan ganda terbagi atas 3 item antara lain.

a. Menyusun stem atau pertanyaan

  • Tulis dengan pertanyaan langsung
  • Kontrol susunan kata agar kalimatnya terstruktur
  • Tempatkan kata atau istilah dalam stem dan gunakan defenisi atau gambaran pada alternatif jawaban
  • Hindari kata atau ungkapan asing, berlebihan dan tidak berguna yang dapat membingungkan peserta tes
  • Hindari penggunan soal negatif
  • Hindari susunan kata yang berupa kalimat klise
  • Hindari soal-soal yang memberi petunjuk dan pengait.

b. Menyusun Pilihan dan Pengecoh

  • Buat 3 sampai 5 pilihan jawaban
  • Semua pilihan harus sejenis dan tepat dengan "stem"
  • Konsisten menggunakan tanda baca yang benar
  • Mengatur urutan pilihan secara logis dan bermakna
  • Semua pengecoh secara gramatikal harus benar dengan mengikuti kepada "stem"
  • Hindari tumpang tindih pada pilihan
  • Hindari membuat pilihan kumpulan dari soal benar salah
  • Hindari menggunakan petunjuk lisan pada pilihan
  • Hindari menggunakan istilah teknis sperti, kata yang tidak diketahui atau penamaan dan istilah lucu atau penamaan sebagai pengecoh
  • Hindari membuat pilihan lebih susah untuk menyisihkan pengecoh sehingga memilih kunci jawaban.

c. Menyusun Pilihan yang Benar

  • Umumnya hanya ada satu jawaban benar atau yang terbaik
  • Pastikan kunci jawaban yang benar adalah fakta yang benar
  • Jawaban yang benar harus secara gramatikal benar untuk menjawab "stem"
  • Memastikan pilihan yang benar tidak mengikuti pola yang mudah dipelajari
  • Hindari ungkapan pada pilihan benar yang menggunakan makna ganda
  • Pilihan benar harus yang secara keseluruhan sama kedalamannya sebagai pengecoh

3. Benar - Salah (True-False test)

Tes objektif tipe benar salah ini disajikan dengan menyajikan pernyataan kepada peserta tes, kemudian memerintahkan untuk memberi tanda benar atau salah pada pernyataan tersebut. TEknik Penyusunan adalah:
  • Pastikan pernyataan tes bersifat absolut benar atau salah sesuai dengan kondisinya.
  • Tes pernyataan mengukur hasil belajar yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan
  • Kunci jawaban harus benar 100%
  • Pastikan petunjuk mengerjakan tes jelas
  • Hindari tes tentang pernyataan yang masih diperdebatkan
  • Pernyataan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu, misalnya kata kebanyakan, seringkali, kadang-kadang, selalu dan sejenisnya.
  • Sebaiknya jumlah antara jawaban benar dan yang salah dibuat seimbang

4. Melengkapi (Completion Test)

Tes objektif tipe ini dibuat dengan menyajikan paragraf yang berisi cerita, dimana cerita tersebut ternyata memiliki bagian yang kosong. Bagian kosong tersebut di isi dengan titik-titik dan peserta bertugas untuk mengisi bagian kosong tersebut dengan kata yang tepat dan berkaitan dengan kalimat dalam paragraf tersebut.

5. Isian (Fill in Test)

Tes objektif tipe ini dibuat dengan menyajikan pertanyaan dengan kategori menyambungkan pernyataan. Pertanyaan tersebut digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta tes dalam melanjutkan kalimat defenisi ataupun semacamnya sehingga menjadi utuh.


Nah, sobat pembelajar jika tadi kita sudah mengetahui tentang pengertian dan teknik penyusunan tes objektif. Selanjutnya kita simak bersama kelebihan dan kekurang yang dimiliki tes objektif ini.

Kelebihan yang memiliki yang dimiliki oleh tes objektif ialah:

  • Tes objetif sifatnya lebih representatif dalam hal mencakup dan mewakili materi yang telah diajarkan kepada peserta didik atau telah diperintahkan kepada peserta didik untuk mempelajarinya.
  • Tes objektif lebih memungkinkan bagi tester untuk bertindak lebih objektif, baik dalam mengoreksi lembar-lembar soal, menentukan bobot skor maupun dalam menentukan hasil nilai tesnya.
  • Mengoreksi tes objektif jauh lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan tes uraian, bahkan dapat menggunakan menggunakan alat-alat kemajuan teknologi misalnya mesin scanner.
  • Berbedanya dengan tes uraian, maka tes objektif memberikan kemungkinan kepada orang lain untuk ditugasi atau dimintai bantuan guna mengoreksi hasil tes tersebut.
  • Butir-butir soal pada tes objektif jauh lebih mudah dianalisis, baik dari segi derajat kesukarannya, daya pembedanya, validitas maupun reliabilitasnya.

Kelemahan yang dimiliki oleh tes objektif ialah:

  • Menyusun butir-butir soal tes objektif adalah tidak semudah seperti halnya menyusun tes uraian.
  • Tes objektif pada umumnya kurang dapat mungukur atau mengungkap proses berpikir tinggi atau mendalam.
  • Dengan tes objektif, terbuka kemungkinan bagi testee untuk bermain spekulasi, tebak terka, adu untung dalam memberikan jawaban soal.
  • Cara memberikan jawaban soal pada tes objektif dimana dipergunakan simbol-simbol huruf yang sifatnya seragam seperti A, B, C, D dan sebagainya ini memungkinkan peluang bagi testee untuk saling bekerja sama.

Post a Comment for "Mengenal Bentuk Tes Objektif dalam Proses Pembelajaran"