Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Budaya Tabe' di Makassar Yang Mulai Terkikis Oleh Perkembangan Zaman


Apologiku - Budaya Tabe' (Permisi) di Makassar adalah suatu budaya masyarakat Sulawesi Selatan yang mencerminkan kearifan lokal berupa sopan santun kepada orang lain. Budaya tabe' merupakan peninggalan leluhur yang perlu dijaga dan dipelihara.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia ini memiliki beraneka ragam suku, budaya, agama, adat istiadat, bahasa serta alat kesenian yang berbeda-beda. Keaneka ragaman ini merupakan hal yang indah yang harus senantiasa dijaga yang dipersatukan oleh sila ke-3 Pancasila yaitu, "Persatuan Indonesia" dan juga dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, Makassar memiliki suatu budaya yang indah yang saat ini boleh dikata sudah mulai luntur karena jarang digunakan dan bahkan tidak dipedulikan. Budaya yang dimaksudkan adalah budaya tabe' di Makassar. Budaya Tabe' itu sendiri merupakan budaya yang ditinggalkan leluhur yang tidak hanya dilakukan dengan ucapan, namun juga disertai gerakan.

"Tabe' digunakan masyarakat Makassar untuk menghormati orang lain, tua ataupun muda. Tabe' dilakukan dengan cara mengucapkan kata "tabe" dengan posisi badan membungkuk dan tangan kanan diturunkan sambil menatap dan tersenyum pada orang yang dilalui. Perlu diketahui juga, tabe' selain merupakan ucapan yang disertai tindakan juga merupakan sifat saling menghargai yang harus senantiasa dipupuk agar terjaga kelestariannya.

Jika diperhatikan dengan seksama, budaya tabe' dimasa ini sudah mulai luntur utamanya dikalangan anak-anak dan remaja. Lunturnya budaya tabe' disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti, kontaminasi dari budaya barat ataupun karena orang tua tidak mengajarkan dan memperkenalkan budaya "tabe" itu sendiri kepada anak-anak nya.

Budaya tabe' atau permisi ini mungkin terdengar sepele bagi anak-anak zaman now, tapi budaya ini sangat berpengaruh bagi tatakrama masyarakat Sulawesi Selatan. Utamanya di kalangan orang tua, jika ada anak-anak atau remaja yang tidak memperdulikan budaya tabe' atau hanya jalan berlalu tanpa menghiraukan orang yang dilalui, maka mereka akan beranggapan bahwa anak tersebut adalah anak "kurang ajar" tidak tahu sopan santun.

Budaya tabe' yang sudah mulai terkikis ini juga berimbas pada berbagai cekcok yang terjadi dikalangan masyarakat, karena tidak adanya sifat tabe' atau saling menghargai dalam diri mereka. Oleh karena itu, tentunya sangat penting bagi para orang tua dan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan untuk senantiasa menjaga budaya ini dan kembali mempraktekkannya kepada para generasi muda agar sifat tabe' atau saling menghargai tertanam dalam diri masing masing.

Nilai luhur masyarakat Sulawesi Selatan utamanya budaya tabe' ini harus dijaga agar tidak tergerus oleh perilaku masyarakat yang semakin kebarat-baratan. Mari bersama melestarikan budaya untuk mempererat persaudaran sebangsa dan setanah air.

#SalamLiterasi

Post a Comment for "Budaya Tabe' di Makassar Yang Mulai Terkikis Oleh Perkembangan Zaman"