Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teori Terbentuknya Alam Semesta

apologiku.com - Asal usul terbentuknya alam semesta sudah diteliti oleh banyak ilmuwan dunia. Bahkan dalam mebicarakan bagaimana terbentuknya alam semesta, timbul berbagai perdebatan menganai bagaimana alam semesta itu terbentuk. Namun perdebatan yang terjadi bukan tanpa alasan, para ilmuan saling bertukar pikiran dengan menyampaikan gagasan mengenai proses terbentuknya tata surya.

Nah, pada kesempatan kali ini, apologiku akan membeberkan 2 teori besar yang membahas tentang terbentuknya alam semesta ini. Teori tersebut dikenal dengan Teori Big - Bang dan Teori Steady State
Teori Alam Semesta

Teori Asal Usul Alam Semesta

Berikut ini penjelasan mengenai teori terbentuknya tata surya

Teori Big Bang

Teori Big Bang atau Teori ledakan dahsyat atau dentuman besar adalah salah satu teori yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Sesuai dengan namanya, teori ini menjelaskan bahwa alam semesta berasal dari suatu peristiwa meledak dengan dahsyatnya suatu titik yang memiliki massa sangat besar, padat dan panas namun tak bervolume akibat adanya reaksi inti, kemudian mengembang sekitar 13.700 milliar tahun lalu.
Teori Big Bang
phys.libretexts.org
Peristiwa ini menunjukkan bahwa Alam semesta berasal dari suatu kejadian yang sangat besar, sehingga alam semesta ada karena ada alasan mengapa bisa terbentuk.

Teori ini berasal dari hasil perhitungan seorang fisikawan yang berasal dari Rusia yaitu Alexandre Friedmann pada tahun 1922. Perhitungan yang diperoleh ilmuwan tersebut adalah struktur alam semesta tidak statis dan impuls kecil mungkin cukup membuat alam semesta mengerut atau mengembang sesuai Teori Relativitas Einstein.

Beberapa orang seringkali keliru dalam mengartikan Big Bang sebagai suatu ledakan ayng menghamburkan materi ke ruang hampa. Padahal Big Bang bukanlah suatu ledakan, bukan penghamburan materi ke ruang kosong, akan tetapi suatu proses pengembangan alam semesta itu sendiri. Big Bang adalah proses pengembangan ruang dan waktu.

Para Ilmuawan mempercayai bahwa big bang adalah proses yang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini bermula dari teori relativitas umum yang dikombinasikan dengan hasil pengamatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain.

Hasil pengamatan tersebut meramalkan bahwa alam semesta suatu saat akan kembali atau terus mengembang. Konsekuensi alami dari teori Big Bang ini yaitu pada masa lampau, suhu Alam Semesta jauh lebih tinggi dan memiliki kerapatan (massa jenis) yang jauh lebih tinggi.

Dalam perkembangannya, teori ini menarik perhatian beberapa ilmuwan untuk kembali diteliti. Salah seorang astronom dari Amerika Serikat yaitu Edwin Hubble, mencoba mengelaborasi teori ini. Menurut Hubble, pada awalnya bintang-bintang itu berkumpul di satu titik massa yang dikenal dengan volume nol. Namun, pada suatu waktu volume nol itu meledak dan mengembang.

Setelah terjadi ledakan dahsyat di volume nol maka semua galaksi dan bintang-bintang mengalami pergeseran cahaya bintang-bintang yang mendekati spektrum merah. Dengan kata lain, pergeseran yang terjadi akibat ledakan dahsyat mengakibatkan bintang-bintang menjauhi bumi dan perlahan-lahan saling menjauh satu sama lain.

Meski teori ini memiliki dasar dan banyak dikembangkan oleh para ilmuwan, namun teori ini juga mendapatkan beberapa penolakan dari salah satu ahli yaitu Sir Fred Hoyle. Penolakan terhadap teori ini terjadi pada pertengahan abad ke-20 saat Hoyle mencetuskan teori keadaan tetap. Hoyle melalui teori keadaan tetap menyatakan bahwa ukuran alam semesta tidak terbatas dan alam semesta tidak memiliki batas waktu atau akan ada sepanjang masa. Karena perbedaan gagasan inilah yang menyebabkan teori ledakan atau dentuman dahsyat mendapatkan penolakan dari Sir Fred Hoyle.

Teori Steady State 

Teroi Steady State atau teori keadaan tetap atau biasa juga disebut teori alam semesta tak terhingga. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa teori ini muncul karena penolakan dari salah seorang ilmuwan bernama Sir Fred Hoyle terkait dengan teori Big Bang pada abad ke-20.

Sir Fred Hoyle mengemukakan teori yang ia beri nama teori steady state atau teori keadaan tetap. Dalam perkembangannya, Hoyle tidak sendirian dalam mengembangkan teori ini. Namun ia bersama dua orang rekannya yang juga merupakan ahli autofisika yaitu Thomas Gold dan Hermann Bondi. Mereka bertiga berasal dari Inggris dan memperkenalkan teori Steady State pada tahun 1948, yang mengemukakan bahwa berdasarkan teori keadaan tetap, alam semesta tidak mempunyai awal dan alam semesta tidak akan berakhir atau akan ada sepanjang masa.
Teori steady state
Jika teori dentuman besar menyatakan bahwa alam semesta itu bergerak atau selalu berubah (dinamis). Lain halnya dengan teori keadaan tetap menyatakan bahwa alam semesta itu bersifat tetap atau tidak berubah (statis).

Ketika alam semesta mengembang maka akan ada materi-materi baru yang muncul. Materi-materi akan muncul dalam jumlah yang sesuai agar alam semesta dalam keadaan stabil. Setelah materi-materi baru itu muncul maka galaksi-galaksi baru akan terbentuk dan alam semesta seperti tidak ada perubahan.

Teori keadaan tetap sangat terkenal pada awal abad ke-19. Namun, teori ini mendapatkan penolakan dari beberapa ahli kosmolog hingga para ilmuwan lainnya. Penolakan ini terjadi karena adanya sebuah kebenaran yang berhubungan dengan teori ledakan atau dentuman dahsyat (teori Big Bang) dan alam semesta memiliki batasan usia.

Bukan hanya kedua hal itu yang menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan, satu hal ini juga menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan yaitu adanya radiasi gelombang mikro kosmis yang sudah diperkirakan oleh model yang bermula dari teori Big Bang.

Teori steady state ini kebanyakan dianut oleh orang-orang materialistis yang tidak mempercayai adanya Tuhan atau dikenal dengan sebutan atheis. Teori ini menyebutkan bahwa alam semesta itu tidak memiliki permulaan dan juga tidak memiliki akhir. Artinya, teori ini menganggap bahwa keadaan alam semesta akan sama sampai kapanpun dan tak akan berubah.  

****
Source:
www.gramedia.com
phys.libretexts.org
Iwan Permana dalam bukunya berjudul Sistem Tata Surya

Post a Comment for "Teori Terbentuknya Alam Semesta"