Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak

apologiku.com - Sastra anak-anak adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang dapat dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak.

Penjelasan Singkat Tentang Materi PPGDJ - Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak 

Apresiasi Sastra Anak di uraikan menjadi 2 yaitu:

Apresiasi sastra anak secara reseptif adalah kegiatan mengapresiasi dengan teori resepsi pada sebuah karya.

Apresiasi sastra ekspresif/produktif merupakan kegiatan mengapresiasi karya sastra yang menekankan pada proses kreatif dan penciptaan.

Pendekatan dalam mengapresiasi sastra anak

Pendekatan emotif merupakan suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur emosi atau perasaan pembaca. Unsur emosi itu berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk, lucu atau menarik.

Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluatif maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca

Pendekatan analitis merupakan pendekatan yang berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan, sikap pengarang, unsur intrinsik, dan hubungan antara elemen itu sehingga dapat membentuk keselarasan dan kesatuan dalam rangka terbentuknya totalitas bentuk dan maknanya.

Perkembangan Kemampuan Mengapresiasi Sastra Anak

Berikut ini diuraikan tahap perkembangan kemampuan mengapresiasi sastra anak.
  1. Usia 1-2 tahun: rima permainan, macam-macam tindakan (sedikit memperhatikan kata-kata).
  2. Usia 2-7 tahun: anak mampu memahami struktur cerita: secara simbolik melalui bahasa, permainan dan gambar. Demikian pula anak memahami alur atau hubungan cerita (pendahuluan, klimaks, antiklimaks, dan penutup).
  3. Usia 7-11 tahun (operasi konkret): tanggapan yang fleksibel, memahami struktur sebuah buku, alur sorot balik dan identifikasi berbagai sudut pSaudarang cerita.
  4. Usia 11-13 tahun ke atas (operasi formal): mampu berpikir abstrak, bernalar dari hipotesis ke simpulan logis. Mereka dapat menangkap alur dan subalur dalam pikirannya. Adakalanya terjadi perbedaan minat antara anak lelaki dan perempuan (Tarigan, 2011).

Unsur Intrinsik Puisi

Tema, yaitu ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita

Rasa, yaitu dapat diartikan emosional seorang penyair dalam menulis puisi.

Nada, yaitu dalam puisi seseorang dapat menangkap sikap penyair lewat intonasi atau nada saat menyampaikan puisi.

Amanat, yaitu pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepadapembaca, pendengar, atau penonton.

Diksi (Pilihan kata), yaitu hal yang penting untuk keberhasilan menulis puisi yang dicapai dengan mengintensifkan pilihan kata.

Imajeri, yaitu suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk mengungkapkankembali kesan-kesan panca indra dalam jiwa kita.

Pusat pengisahan atau titik pengarang, yaitu cara penyampaian cerita, ide, gagasan, atau kisahan cerita

Gaya bahasa, yaitu cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa

Ritme atau irama, yaitu totalitas tinggi rendahnya suara, panjang pendek, dan cepat lambatnya suara waktu membaca puisi yang dibentuk oleh pengaturan larik.

Rima atau sajak, yaitu persamaan bunyi yang dapat terjadi di awal, tengah, dan akhir

Unsur Intrinsik Prosa

Plot atau alur cerita, yaitu urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita

Penokohan, yaitu cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

Latar atau setting, yaitu segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita.

Tema, yaitu gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya.

Pesan atau amanat, yaitu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.

Sudut pandang, yaitu cara pandang dan menhadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu.

Konflik, yaitu penyajian tikaian dalam sebuah cerita.

Unsur Intrinsik Drama

Pemain (aktor), yaitu orang yang memeragakan peran di dalam cerita.

Pentas, yaitu panggung tempat tempat pertunjukn drama.

Sutradara, yaitu pemimpin dalam pementasan drama yang juga bertanggung jawab dalam kesuksesan pementasan drama dan membuat perencanaan yang matang.

Penonton, yaitu orang yang menyaksikan pementasan drama

Usur cerita dalam drama adalah:

Perwatakan atau karakter tokoh, yaitu keseluruhan ciri-cirijiwa seseorang tokoh dalamlakon drama. Karakter ini diciptakan oleh penulis lakon untuk diwujudkan oleh para pemain drama.

Dialog, yaitu ciri khas dari suatu drama yaitu berupa naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog yang harus memperhatikan ragam lisan yang komunikatif.

Latar, yaitu tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama.

Alur, yaitu rangaian peristiwa yang membentuk suatu kesatuan cerita dalam drama.

Uraian cerita yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak-anak:

  • Prasekolah-Kelas I SD cerita yang digemari adalah cerita-cerita lugas, singkat yang akrab dengan dunia mereka: fabel, anak-anak, rumah, manusia, mainan, humor, sajak-sajak dongengan, sajak-sajak merdu dengan rima-rima yang indah.
  • Usia 6-10 Tahun. Kelas I - IV SD: cerita binatang, cerita anak di negeri lain, hikayat lama dan baru.
  • Usia 11-14 Tahun. Kelas V - VI SD: membutuhkan cerita nyata, cerita tentang kehidupan orang dewasa, cerita pahlawan, dan cerita-cerita yang mengajarkan tentang cita-cita pribadi, petualangan, kepahlawanan, biografi, otobiografi, mite, legenda.

Buku Bergambar

Buku cerita bergambar adalah buku bergambar tetapi dalam bentuk cerita, bukan buku informasi. Dengan demikian buku cerita bergambar sesuai dengan ciri-ciri buku cerita, mempunyai unsur-unsur cerita (tokoh, plot, alur). Buku cerita bergambar ini dapat dibedakan menjadi dua jenis
(1) buku cerita bergambar dengan kata-kata,
(2) buku cerita bergambar tanpa kata-kata.

Fiksi realistik adalah tulisan imajinatif yang merefleksi kehidupan secara akurat pada masa lampau atau sekarang (Huck, 1987)

Fiksi sejarah adalah cerita realistik yang di dasarkan pada masa yang lalu/latar waktunya masa lalu (Stewig, 1980; Rothelin, 1991)

Fiksi ilmu adalah suatu bentuk fantasi yang berlSaudaraskan hipotesis tentang ramalan yang masuk akal karena berldaraskan metode ilmiah (Huck, 1987)

Cerita fantasi merupakan cerita khayal yang terdiri atas beberapa jenis

Biografi adalah kisah tentang riwayat hidup seseorang yang ditulis orang lain (Sudjiman, 1984).

Puisi merupakan sebuah cipta sastra yang terdiri atas beberapa larik. Larik-larik itu memperlihatkan pertalian makna serta membentuk sebuah bait. Atau lebih

*****
Source By:
- Artikel ini merupakan hasil pendalaman materi penulis setelah membaca modul.
- Search Engine Google.com
- Pendalaman Materi Bahasa Indonesia (Prof. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D.)

Post a Comment for "Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak"