Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dongeng Malin Kundang Yang Durhaka Dikutuk Menjadi Batu

Cerita Rakyat Malin Kundang Yang Durhaka, Dikutuk Jadi Batu Oleh Ibunya

Malin Kundang
Dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri beserta seorang anaknya disebuah gubuk sedrhana. suami istri tersebut berprofesi sebagai nelayan. Suatu hari sang suami pergi mencari ikan sendirian dengan menggunakan kapal miliknya. Tinggallah sang istri dan anaknya yang bernama Malin Kundang.

Berhari-hari berlalu, Ayah malin kundang tidak kunjung pulang kerumah. Hal tersebut membuat Malin Kundang dan Ibunya menderita kelaparan. Hingga terpaksa sang ibu juga sehari-hari bekerja sebagai nelayan. Namun, penghasilannya tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka hidup berkekurangan.

Saat Malin Kundang beranjak dewasa, dia memutuskan untuk merantau ke kota untuk mengadu nasib di sana. Meskipun berat hati, ibunya pun mengizinkan Malin untuk merantau.

Beberapa tahun kemudian, Malin berhasil mengubah nasibnya. Dia telah menjadi saudagar yang kaya raya serta juga mempersunting seorang perempuan bangsawan yang sangat cantik.

Suatu hari Malin ingin melihat keadaan desanya yang sudah lama ditinggali selama bertahun-tahun. Dia datang membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan kepada para penduduk.

Penduduk di desanya sangat senang. Di antara mereka ada yang mengenali Malin, yakni tetangganya sendiri. Orang itu pun segera pergi serta hendak memberikan kabar gembira tersebut kepada ibu Malin.

"Ibu, apakah kau sudah tahu, anakmu Malin sekarang telah menjadi orang kaya," seru tetangga itu.

"Dari mana kau tahu itu? Selama ini aku tak pernah mendapat kabar darinya," ucap ibu Malin, terkejut.

"Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat sangat tampan, dan istrinya juga sangat rupawan," ucap tetangganya.

Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat merindukan anaknya selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat Malin dengan istrinya yang sangat rupawan.

"Malin, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?" katanya sambil memeluk Malin Kundang.

Malin yang merasa malu mengakui ibunya yang berpakaian lusuh tersebut dan bergegas melepaskan pelukan ibunya.

"Apa benar orang tua ini adalah ibumu?" tanya istri Malin, bingung.

"Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku," jawab Malin.

Ibu malin kaget mendengar perkataan Malin. Ia merasa mungkin Malin tidak mengenalinya yang semakin tak terurus. Ia pun dengan terus meyakinkan Malin untuk mengakuinya sebagai ibunya. Namun jawaban Malin tetap sama, "Dia Bukan Ibuku, dia hanyalah seorang pengemis yang mengaku-ngaku" Kata Malin.

Mendengar hal tersebut keluar dari mulut Malin lagi dan lagi, Sang ibu merasa sangat sakit hati, hingga akhirnya ibu Malin mengutuknya menjadi sebuah Batu. Kutukan yang diucapkan Ibu Malin pun segera dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga dengan segera tubuh Malin membeku dan berubah menjadi batu yang keras. Yang mana batu tersebut sekarang terkenal menjadi sebuah cerita rakyat Malin Kundang.
Patung Malin Kundang
*****
Dari kisah Malin Kundang ini, maka kita di ajarkan untuk selalu menghormati, menghargai dan menyayangi orang tua. Oleh karena orang tualah, maka kita bisa hadir di muka bumi ini. Sehingga sebagai seorang anak, maka tidak boleh sedikitpun lupa bagaimana perjuangan orang tua membesarkan kita.

Post a Comment for "Dongeng Malin Kundang Yang Durhaka Dikutuk Menjadi Batu"