Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

apologiku - Banyak orang Indonesia yang masih bertanya-tanya, mengapa sih dalam kurikulum itu masih ada pemetaan pelajaran Bahasa Indonesia ? Sebagian diantara mereka bahkan berkata, "Bahasa Indonesia itu, bahasa kita sendiri jadi biarpun tidak dipelajari pastinya kita akan fasih berbahasa Indonesia.

Pemikiran seperti yang disebutkan itu, nyatanya bertolak belakang dengan kemampuan berbahasa seseorang yang kebanyakan tidak dapat membedakan bahasa formal dan nonformal. Inilah fungsi bahasa Indonesia, yang perlu diketahui oleh warga masyarakat sehingga dirasa pelajaran bahasa Indonesia tersebut itu sangat penting.

Perlu diketahui, kadang kita itu dapat melakukan sesuatu yang menurut kita itu mudah. Namun Hal yang menurut kita mudah tersebut belum tentu kita tahu pula teori yang berlaku didalamnya. Olehnya itu, berikut ini apologiku akan memaparkan mengenai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang dikemas dengan format makalah. Karena berbentuk makalah, maka pembahasan akan memuat 3 Bab dimulai dari pendahuluan, pembahasan dan penutup.

Makalah Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

     Masyarakat cenderung tidak peduli dan bersikap acuh terhadap pemerolehan bahasa pada anak mereka, dan banyak sekali adanya jenis-jenis penyimpangan yang terjadi sehingga menimbulkan dampak yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak.

     Orang tua banyak yang kurang peduli bagaimana anak memperoleh asal dari bahasa yang telah ia dapatkan sebelumnya. Serta banyak sekali masyarakat dunia yang belum mengetahui atau bahkan belum tahu dari mana sebenarnya manusia memperoleh bahasa yang selama ini membantunya dalam memberitahukan kebutuhannya, mengekspresikan apa yang dirasakannya, dan  mengukapkan perasaannya kepada orang lain.

     Dapat berpikir dan berbahasa merupakan ciri utama yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Karena memiliki keduanya, maka sering disebut manusia sebagai makhluk yang mulia dan makhluk sosial. Dengan pikirannya manusia menjelajah ke setiap fenomena yang nampak bahkan yang tidak nampak. Dengan bahasanya, manusia berkomunikasi untuk bersosialisasi dan menyampaikan hasil pemikirannya. 

     Maka dari itu karena kurangnya pengatahuan oleh orang tua siswa tentang pentingnya berbahasa pada anak-anaknya, maka penulis akan membahas mengenai tujan pendidikan berbahasa di tingkat pendidikan . Oleh karena itu, kami jadikan salah satu alasan pembahasan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

  1. Apakah bahasa itu ?
  2. Apakah Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

  1. Agar siswa mengetahui apa bahasa itu
  2. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Bahasa Indonesia

     Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.

     Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat menggunakan bahasa Indonesia semakin menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan untuk dipakai sebagai bahasa dalam pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang tinggi membuat perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat karena semua orang ingin menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa.

     Pada tahun 1930-an muncul polemik apakah bisa bahasa Indonesia yang hanya dipakai sebagai bahasa pergaulan dapat menjadi bahasa di berbagai bidang ilmu. Akhirnya pada tahun 1938 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia. Istilah belah ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang lahir dari pertemuan tersebut.

     Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan di sekolah di Indonesia.

     Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.

     Bentuk yang lebih formal, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif bahasa Melayu Pasar.

     Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi bahasa Melayu Pasar sudah terlanjur diadopsi oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.

     Penyebutan pertama istilah “Bahasa Melayu” sudah dilakukan pada masa sekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuna dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Sriwijaya, kerajaan maritim yang berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. Wangsa Syailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuna di Jawa Tengah. Keping Tembaga Laguna yang ditemukan di dekat Manila juga menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.

     Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13, ahli bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasik merupakan kelanjutan dari Melayu Kuna. Catatan berbahasa Melayu Klasik pertama berasal dari Prasasti Terengganu berangka tahun 1303. Seiring dengan berkembangnya agama Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap di mana ekspresi “Masuk Melayu” berarti masuk agama Islam.

     Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).

     Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.

     Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan. Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.

     Mulanya Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan Belanda, hingga tahun 1972 ketika Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

B. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat SD, SMP, SMA, PT.

     Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia maka diperlukan berbagai upaya. Contoh upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

     Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajaran dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995).

1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
     Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagaimana dinyatakan oleh Akhadiah dkk. (1991: 1) adalah agar siswa ”memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar”.

     Dari penjelasan Akhadiah tersebut maka tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat dirumuskan menjadi empat bagian.
  1. Lulusan SD diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
  2. Lulusan SD diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia.
  3. Penggunaan bahasa harus sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa.
  4. Pengajaran disesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa SD.
     Dari tujuan tersebut jelas tergambar bahwa fungsi pengajaran bahasa Indonesia di SD adalah sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa itu, terutama sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa yag diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah maupun untuk menyerap ilmu yang dipelajari lewat bahasa itu. Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat membentuk sikap berbahasa yang positif serta memberikan dasar untuk menikmati dan menghargai sastra Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu diperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur bangsa, serta pembinaan rasa persatuan nasional. 

     Pemilihan bahan ajar serta metode yang digunakan bervariasi sesuai dengan minat serta kemampuan yang dimiliki siswa. Misal untuk mengajarkan anak SD kelas VI berbeda dengan metode mengajar anak kelas V walaupun materi pokok yang diajarkan sama. Bagi siswa kelas VI belajar berpidato sudah dapat dilakukan tanpa teks, sedangkan anak kelas V masih boleh menggunakan teks. Hal ini dilakukan agar setiap siswa mempunyai kompetensi pembelajaran yang meningkat seiring dengan perkembangan mental anak.

2. Tujuan  Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP/ MTs
     Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan telah diatur dalam undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003. Dalam ketentuan umum undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 diperoleh penjelasan sebagai berikut. Pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. (Depdiknas, 2004:1

     Tujuan dan fungsi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama berorientasi pada kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. fungsi dan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu sebagai :
  • sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa;
  • sarana peningkatan keterampilan dan pengetahuan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya;
  • sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
  • sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan; (5) sarana pengembangan penataran; dan
  • sarana pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia melalui khasanah bahasa Indonesia (Depdikas, 2004:3).
     Berdasarkan fungsi dan tujuannya siswa dan guru diharapkan sebagai berikut.
  • Siswa dapat mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan, terhadap kebutuhan dan minatnya serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil intelektual bangsa sendiri.
  • Guru dapat memusatkan perhatian dan perkembangan kompetensi berbahasa siswa dengan menyediakan beraneka ragam kegiatan berbahasa dan sumber belajar.
  • Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar agar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa (Depdiknas, 2004:2).

     Pernyataan di atas mengisyaratkan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia agar dalam setiap proses pembelajaran tidak lagi bertitik tolak pada pemikiran yang salah, yaitu “siswa belajar dan guru mengajar; melainkan siswa belajar dan guru membelajarkan”. Melalui pendekatan belajar seperti itu, “siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi; tidak dituntut lebih banyak untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa dan sastra memiliki fungsi utama sebagai penghalus budi pekerti manusia dan arti kemanusiaan” (Depdiknas, 2004:4). Itulah sebabnya dasar pemikiran ini harus benar-benar dipakai oleh guru demi kelancaran proses pembelajaran yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa tingkat SMA
     Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk dapat bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula yang belajar dengan berbagai tujuan khusus. Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi:
  1. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
  2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
  3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial.
  4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
  5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
  6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
     Untuk sampai pada tujuan tersebut, diperlukan strategi penyampaian pembelajaran berupa metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada pebelajar untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari pelajar. Adapun strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pelajar dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.

4. Tujuan Pembelajaran di Perguruan Tinggi
     Tujuan pengajaran sebagaian besar berpijak pada karya klasik Mager (1975) yang memasukkan 3 komponen utama dalam suatu rumusan;
1. Perilaku
2. kondisi, dan
3. derajat (¬kriteria) keberhasilan.

     Instructional Development Institute (IDI) menambahkan satu komponen yang perlu juga dispesifikasi dalam rumusan Yaitu sasaran (audience). Komponen-komponen ini lebih mudah diingat dengan bantuan mnemonik ABCD, untuk komponen audience, behavior, conditions, dan pengajaran. Kondisi yang mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam menerjemahkan bahasa adalah ada atau tidak adanya sumber informasi mengenai bahasa yang diterjemahkan. Biasanya sumber informasi ini adalah kamus bahasa. Dalam contoh rumusan tujuan ini, mahasiswa diharapkan dapat menerjemahkan kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia tanpa menggunakan kamus. "Tanpa menggunakan kamus" dalam rumusan tujuan ini bertindak sebagai kondisi. Indonesia, tanpa menggunakan kamus.

C. Tujuan Pengajaran Bahasa Indonesia

     Tujuan pengajaran bahasa Indonesia pada semua jenjang pendidikan adalah membimbing anak didik agar mampu memfungsikan bahasa Indonesia dalam komunikasinya dengan segala aspek. Dalam pengertian ini jelas bahwa tujuan pengajaran bahasa Indonesia itu diarahkan kepada kemampuan anak didik agar melakukan komunikasi dengan bahasa Indonesia sesuai dengan fungsinya.

     Antar Semi dalam bukunya Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mengemukakan, bahwa tujuan pengajaran bahasa adalah sebagai berikut :
  1. Memperluas pengalaman anak didik melalui media massa serta dapat menyenanginya
  2. Membantu anak didik agar mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara efektif sesuai dengan potensi masing-masing.
  3. Memperkenalkan kepada anak didik karya sastra yang bernilai, sehingga mereka tertarik dan terdorong untuk membacanya.
  4. Membantu dan membimbing anak didik agar memperoleh kemampuan dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
  5. Merangsang perhatian anak didik terhadap bahasa nasional serta menumbuhkan apresiasi yang baik dan mempunyai rasa tanggungjawab sehingga mempercepat keterampilan mereka dalam berbahasa Indonesia
  6. Membantu anak didik mengenai aturan bahasa Indonesia yang baik, serta mempunyai kemauan menggunakannya dalam berbahasa, baik ucapan maupun lisan.
  7. Membimbing anak didik agar mempunyai keberanian untuk menyatakan pendapat, serta memiliki kepercayaan kepada diri sendiri, sehingga mampu berkomunikasi dengan baik dan benar dalam berbagai situasi.
     Tujuan pengajaran di atas menunjukan bahwa arah tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah terampil menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi dan juga kemampuan mengapresiasikan sastra yang baik.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

     Bahasa merupakan sebuah susunan yang bersifat arbiter dan manasuka karena terdapat banyak kemajemukan dari bahasa tersebut. Hal tersebut dikarenakan banyaknya multikulturalisme pada setiap daerahnya. Sehingga penyebaran bahasa lebih majemuk dan bersifat heterogen karena terjadinya pemecahan dari setip variable-variabel yang ada dan membentuk variable yang baru dan memiliki kelainan yang cukup mencolok di setiap daerah. Kemajemukan tersebut sering sekali disebut dengan dialeg.

     Banyak sekali teori-teori yang menjelaskan mengenai belajar bahasa yang telah di ungkapkan oleh berbagai tokoh dan para ahli. Teori tersebut di antaranya adalah Teori Behavioristik, Nativisme, Kognitivisme, Sibernetik, Fungsional, konstruktisme, dan Humanisme. Dari semua teori yang di sampaikan, semua teori telah memberikan penjelasan dan memberikan bukti yang mempengaruhi perolehan belajar bahasa pada manusia.

B. Saran

     Seharusnya pemerintah lebih menekankan pada perkembangan yang telah banyak merubah dari struktur bahasa yang ada. Pemerintah seharusnya lebih mempertahankan bahasa-bahasa yang telah menjadi dialeg yang telah lama ada di bumi Indonesia. Pemerintah seharusnya memasukan kurikulum-kurikulum mengenai bahasa daerah pada setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, kalau perlu hingga di tingkat PT. Sehingga, bahasa tersebut tidak tergerus oleh zaman.

     Pada peneliti, ilmuan dan pelajar seharusnya lebih memperkuat dari bahasa yang telah ada selama ini yang telah menjadi warisan budaya setempat. Lebih-lebih lagi melakukan berbagai penelitian untuk membantu memecahkan misteri bagaimana cara membuat proses belajar bahasa lebih menarik dari cara-cara yang telah ada sebelumnya.

*****
Demikianlah Makalah tentang Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Semua Jenjang Pendidikan SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Semoga dapat menambah pemahaman sobat pembelajar sekalian.


**Source By: Makalah Teori Belajar Berbahasa dengan Pembahasan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi yang disusun oleh ibu ST. Nurjannah Hamzah, S.Pd.

Post a Comment for "Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi"