Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Tunagrahita dan Permasalahannya Serta Langkah-Langkah Menanganinya

Mengenal Tunagrahita dan Permasalahannya Serta Langkah-Langkah Menanganinya

apologiku - Tunagrahita atau yang juga dikenal sebagai masalah keterbelakangan mental atau bahasa kerennya retardasi mental merupakan situasi dimana seorang anak memiliki IQ dibawah rata-rata sehingga mempengaruhi perkembangan fungsi kecerdasan dan intelektualnya. Anak-anak penderita tunagrahita juga sering disebut sebagai anak-anak yang Lemah pikiran, Terbelakang mental, Bodoh atau dungu (Idiot), Tolol, Cacat Mental dan lain-lain. Salah satu contoh anak tunagrahita adalah manusia dengan 1 wajah banyak orang seperti gambar dibawah ini.

Pengertian tunagrahita menurut para ahli
Menurut AAMD (American Association on Metal Deficiency) yang dikutip Grossman (Krik & Gallagher, 1986:116) Tunagrahita mengacu pada fungsi intelek umum yang nyata berada di bawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan berlangsung dalam masa perkembangan.

M. Amin (1995: 11) berpendapat bahwa anak Tunagrahita adalah mereka yang jelas-jelas kecerdasannya di bawah rata-rata. Di samping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, kurang cakap dalam memikirkan hal yang abstrak dan belit-belit.

Mupunarti (2007: 7) mengatakan bahwa dari sudut bahasa atau istilah tunagrahita berasal dari kata “Tuna” dan “Grahita” tuna artinya cacat dan grahita artinya berfikir.

Suranto dan Soedarini (2002: 3) menyatakan bahwa anak tunagrahita ringan mempunyai IQ 52-67, mereka memiliki kemampuan belajar akademik pada taraf yang sederhana dalam hal membaca, menulis, dan berhitung atau mata pelajaran yang memiliki tingkat kesukaran setara dengan yang dipelajari anak pada umumnya kelas 5 SD.

Mulyono Abdurrahman dan Soejadi S. (1994: 26-27) menjelaskan tunagrahita ringan perkembangan mentalnya tergolong subnormal akan mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dasar. Namun anak memiliki potensi untuk menguasai pelajaran akademik dasar, mampu dididik untuk melakukan penyesuaian sosial yang dalam jangka panjang dapat berdiri sendiri dalam masyarakat dan mampu bekerja untuk menopang sebagian dan atau kehidupan orang dewasa.

Klasifikasi Tunagrahita

Adapun klasifikasi tunagrahita menurut psikologi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
  1. Idiot (Anak tunagrahita mampu rawat) Anak grahita mampu rawat adalah tunagrahita yang memiliki kecerdasan yang sangat rendah, sehingga mereka mampu mengurus diri dan sosialisasi. Mereka memiliki IQ 0-25 (Efendi, 2006:90)
  2. Imbecile (Anak tunagrahita mampu latih), Anak tunagrahita mampu latih adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin mengikuti program yang diperuntukan bagi anak tunagrahita mampu didik, serta mereka mempunyai IQ 25-50 (Efendi, 2006:9)
  3. Debil (Anak tunagrahita mampu didik), Anak tunagrahita mampu didik adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa , tetapi mereka masih mempunyai kemampuan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal, pada klasifikasi ini meraka mempunyai IQ 50-75(Efendi, 2006:90).
Selain klasifikasi tunagrahita menurut psikologi, Pemerintah juga mengeluarkan klasifikasi yang Sejalan dengan AAMD (American Assosiation on Mental Deficiency), melalui PP No. 72 tahun 1991 mengklasifikasikan anak tunagrahita menjadi tiga kelompok sebagai berikut:

Tunagrahita ringan
Tunagrahita ringan ini juga disebut Tunagrahita mampu didik atau debil. Mereka memiliki inteligensi berkisar antara 55-70. Mereka yang termasuk dalam kelompok anak tunagrahita ringan ini, meskipun kecerdasan dan adaptasi sosialnya terhambat, namun masih mempunyai kemampuan untuk berkembang di bidang pelajaran akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja. Mereka dapat membaca, menulis dan berhitung secara sederhana.

Menurut Somad dan Hernawati (1995: 64), tunagrahita mampu didik yaitu mereka yang masih lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan katanya dan kurang mampu berpikir abstrak. Namun mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik, baik di sekolah konvensional maupun sekolah khusus. Kecerdasan berpikir anak tunagrahita mampu didik maksimal sama dengan kecerdasan anak normal usia 12 tahun. Secara fisik, kondisi mereka sama dengan anak normal hanya perhatian dan ingatannya lemah sehingga selalu mengalami kesulitan dalam memecahkan suatu masalah.

Tunagrahita sedang
Anak yang masuk dalam klasifikasi tunagrahita sedang adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual dan kemampuan adaptasi dibawah penyandang tunagrahita ringan. Mereka dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional, mencapai suatu tingkat “tanggung jawab sosial” dan mencapai penyesuaian sebagai pekerja dengan bantuan.

Tunagrahita berat dan sangat berat
Anak yang masuk dalam klasifikasi tunagrahita berat dan sangat berat ini adalah mereka yang pada umumnya hampir tidak meniliki kemampuan untuk berbaur dan dilatih dalam menjalani kehidupan sosial yang normal. Kebanyakan dari mereka sangat bergantung pada orang-orang terdekatnya, meski ada juga yang dapat mengurus diri sendiri dan dapat berkomunikasi secara sederhana dengan segala keterbatasan yang dimilikinya.

Dari uraian di atas, lantas apakah yang melatar belakangi kondisi tunagrahita tersebut ? dan bagaiaman penyelesaian dalam menghadapi penderita tunagrahita ! Berikut ini beberapa masalah yang dapat menyebabkan tunagrahita :

  • Faktor genetik atau keturunan. masalah ini memang seringkali menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul mengenai penyebab terjadinya suatu penyakit seperti Tunagrahita. Hal tersebut karena umumnya genetik bayi diwariskan dari kedua orangtua, jadi bayi mungkin menerima gen yang abnormal atau gen mungkin berubah saat bayi berkembang di dalam kandungan
  • Faktor kehamilan. Masalah pada masa kehamilan juga memiliki andil dalam perkembangan anak, seperti misalnya jika dimasa kehamilan sang ibu terkena penyakit atau infeksi yang dapat mempengaruhi bayi dalam kandungan.
  • Faktor kecerobohan dalam mengonsumsi obat pada masa kehamilan. Mengonsumsi obat-obatan tertentu saat hamil dapat menyebabkan masalah bagi bayi. Olehnya itu ada baiknya untuk menjaga perkembangan janin, dalam mengonsumsi obat-obatan hendaknya berkonsultasi dulu dengan dokter yang ahli dalam bidangnya.
  • Bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup selama proses persalinan.
  • Bayi lahir prematur juga dapat menjadi penyebab tunagrahita. Hal tersebut karena bayi lahir prematur sejatinya belum seharusnya dilahirkan namun sudah harus dikeluarkan dari perut ibunya untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan mencelakakan ibu dan janin. 
  • Setelah lahir, bayi mendapatkan infeksi otak yang serius.
  • Cedera kepala yang serius pada bayi dapat menyebabkan disabilitas intelektual. Beberapa kerusakan bersifat sementara, tetapi bisa juga permanen. (Itulah sebabnya sangat penting untuk memakaikan helm sepeda pada anak, sabuk pengaman, dan menjaga bagian lain untuk mengindari cedera kepala.
Penyebab-penyebab yang memungkinkan munculnya penderita tunagrahita seperti yang telah dikemukakan di atas adalah sebagai bahan pelajaran bagi para pembaca agar senantiasa menjaga  kesehatan diri utamanya kesehatan ibu-ibu hamil agar tidak mengalami hal-hal yang dapat memicu lahirnya anak penderita tunagrahita.

Namun jika menemukan anak penderita tunagrahita, segeralah memeriksakan ke dokter. Dokter nantinya akan mendiagnosis masalah disabilitas intelektual pada anak ini dengan mengukur seberapa jauh kemampuan orang tersebut dalam berpikir dan memecahkan masalah. Jika memang tampak suatu keanehan, dokter dan tenaga medis lainnya dapat memberikan rekomendasi pada keluarga Anda perihal jenis bantuan yang dibutuhkan anak.

Tips Menghadapi Anak Penderita Tunagrahita

Anak-anak penderita tunagrahita janganlah terkesan dihindari apalagi dikucilkan, karena hal tersebut akan lebih membuat kondisinya semakin memburuk. berikut ini beberapa hal yang dapat pembaca lakukan dalam rangka membantu kelangsungan hidup penyandang tunagrahita:
  1. Mengajarkan keterampilan merawat diri, seperti berpakaian, pergi ke kamar mandi, dan makan sendiri.
  2. Mengajarkan keterampilan berkomunikasi dan sosialisasi, seperti melakukan percakapan, menggunakan telepon untuk hal-hal darurat.
  3. Memperkenalkan dunia luar seperti pergi ke sekolah atau keterampilan bekerja sesuai kemampuan.
  4. Mengajarkan untuk tetap merasa aman di rumah sendiri.
  5. Mengajarkan menggunakan uang dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Jika memungkinkan, sekolahkan di sekolah luar biasa dengan kebutuhan khusus.
Demikianlah ulasan singkat tentang Mengenal Tunagrahita dan Permasalahannya Serta Langkah Menanganinya semoga dapat bermanfaat bagi para sobat pembelajar dimanapun berada. Baca juga artikel lainnya untuk menambah wawasan anda.

Post a Comment for "Mengenal Tunagrahita dan Permasalahannya Serta Langkah-Langkah Menanganinya"